Surabaya//MIMBAR-DEMOKRASI.COM
Surabaya - Media lokal Bidik Nasional yang berdiri selama 24 tahun di Surabaya, hendak disomasi oleh oknum wartawan berinisial M, yang mengaku dari media Warta Hukum terkait pemberitaan viral Polres Bangkalan.
Penyomasian terhadap wartawan Bidik Nasional bernama Abd Rosi, yakni Biro Surabaya - Bangkalan, dikatakannya oleh M melalui telepon WhatsApp maupun seluler pada Kamis (29/06/20223) pagi.
M beralasan tidak terima atas pemberitaan viral Polres Bangkalan terkait Klarifikasi penadah Handphone, yang pernyataannya dilontarkan oleh Kasatreskrim Polres Bangkalan AKP Bangkit Dananjaya kepada wartawan Bidik Nasional, pada hari Senin (26/06/2023).
"Mohon maaf, kalau pemberitaan mas mengandung unsur Politik, saya akan menyomasi mas rosi. Karena apa, waktu dulu di acara Pilkades sempat ada perdebatan dari pihak lawan," dalih M sambil menerangkan.
Bahkan W mengajak Klebun Pamorah untuk acara Ngopi bersama Abd Rosi wartawan Bidik Nasional guna memecahkan permasalahan. Namun, teringkar oleh W dengan alasan Klebun masih ada di rumah mertuanya Pamekasan, Madura.
Merasa aneh dan tidak ada sangkut pautnya pemberitaan bahasa Klarifikasi pernyataan dari Kasatreskrim Polres Bangkalan yang didokumentasikan Bidik Nasional dengan masalah Politik, Pimpinan Bidik Nasional Drs Eddy Sutanto, S.H., murka atas penyomasian dari W yang mengaku sebagai wartawan dari media Warta Hukum tersebut.
"Dia mungkin tidak punya aturan dalam kode etik jurnalistik. Ya, kalau dia mau mengasih surat somasi kita ladeni," ungkap Drs Eddy Sutanto, S.H.
Eddy, sapaan lekat pimpinan Bidik Nasional merasa terheran.
"Aneh, wartawan sesama wartawan kok mengasih surat somasi. Apakah somasi itu tidak berkepanjangan," herannya.
Hal tersebut juga memantik dukungan salah satu pengacara dari kongres Advokat Indonesia (KAI) setelah melihat status Biro Media Bidik Nasional yang hendak disomasi oleh oknum wartawan yang mengaku dari Warta Hukum merasa lucu.
"Wah, seru ini, tantang terus mas Rosi. Dia tidak punya legal standing, kok nyomasi orang, ntar disomasi balik aja," katanya.
Selain itu, dukungan datang dari para kalangan Pimpinan Redaksi media lainnya di Surabaya, setelah melihat status Biro Bidik Nasional Abd Rosi.
"Aneh..!!! Kasus opo kok teko penadah mlayune nang politik. Ancene kurang pemahaman terkait ilmu jurnalistik," lontarnya.
( Red )