Notification

×

Iklan

Hosting Unlimited Indonesia

Iklan

Hosting Unlimited Indonesia

Tag Terpopuler

Masa Reses Keempat, Abdul Ghoni Disambati Warga Bulak Masalah Banjir

Kamis, 13 Oktober 2022 | Oktober 13, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-10-13T08:59:44Z




Surabaya,//Mimbar-Demokrasi.Com

Masa Reses Persidangan Keempat Tahun Anggaran 2022, DPRD Surabaya gercep (gerak cepat) jemput bola jaring aspirasi warga Kota Pahlawan.

Salah satunya, Anggota DPRD Surabaya Abdul Ghoni Muhklas Ni'am gelar Reses serap aspirasi RT 04 RW 03 Kelurahan Bulak, Kecamatan Bulak. Tepatnya di Jl Bogorami Selatan 2 Surabaya, Rabu malam, (12/10/2022). Tampak hadir Ketua RW 05, Samuri dan Ketua RW 03, Gatot . Bahkan, pengurus RT 01 - 08 RW 03, turut hadir pula.

Dalam kegiatan resesnya, Politisi PDI Perjuangan tersebut mendapat keluhan masalah banjir yang sering terjadi di wilayah Bulak. Selain itu, juga terkait penanganan banjir yang belum maksimal.


Dari penuturan salah satu warga, pihaknya berharap adanya pembangunan infrastruktur di daerah tersebut. Karena, pada saat musim hujan selalu menjadi langganan banjir. Bahkan, yang bikin miris, banjir sampai batas dengkul orang dewasa.

Menyikapi hal itu, Abdul Ghoni Muhklas Ni'am, menyebut upaya mengatasi banjir memerlukan pembiayaan yang relatif besar. Karena itu, perlu melakukan upaya secara serius dengan melibatkan berbagai pihak termasuk masyarakat dan pihak swasta.


“Mitigasi banjir memerlukan upaya yang sungguh-sungguh dan terintegrasi,” ucapnya.

Ghoni menerangkan, mitigasi banjir dapat dilakukan dengan sejumlah cara, salah satunya dengan pembangunan infrastruktur. Seperti, revitalisasi selokan maupun sungai, di samping upaya penerapan early warning system dan pengembangan soft skill masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana banjir.

Menurut Anggota Komisi C tersebut, pemerintah perlu menjalankan program edukasi secara sistemik sampai kepada aparat di tingkat terkecil seperti RT/RW.

“Harus diberi pemahaman sampai kepada RT, bahwa ketika terjadi hujan ekstrem itu bisa menyebabkan banjir. Artinya pada kondisi hujan deras jangan sampai tertidur pulas, masyarakat harus waspada,” tegas Ghoni.

Edukasi semacam ini, lanjutnya, memang memerlukan upaya yang besar, namun bisa jadi cukup efektif. Salah satunya, menjadi bagian dari muatan lokal pendidikan usia dini di sekolah dan bahkan bagian dari budaya masyarakat. Seperti, tradisi bersih desa atau kerja bhakti yang harus dilakukan secara periodik dan simultan.

"Semua ini tidak terlepas dari upaya kolektif masyarakat untuk bersama-sama mencegah bencana, melalui komunikasi dan upaya saling mengingatkan dari perangkat Kelurahan dan masyarakat," tambahnya.

“Ini kadang kita abai karena bencana hanya sesaat, di antara 365 hari dalam setahun hujannya hanya beberapa hari. Tapi edukasi benar-benar dibutuhkan, dan ini harus dilakukan secara kolektif oleh kelompok masyarakat, tidak bisa masing-masing individu,” pungkasnya.( Redaksi )
×
Berita Terbaru Update